Abstrak
Latar Belakang: Gigi tiruan akrilik merupakan salah satu pilihan utama dalam rehabilitasi kehilangan gigi karena biayanya yang terjangkau dan sifatnya yang mudah diproses. Namun, kebersihan dan ketahanan material terhadap bahan perendaman menjadi aspek penting untuk mempertahankan fungsinya. Cuka apel dikenal memiliki aktivitas antimikroba alami dan sering digunakan sebagai alternatif bahan pembersih gigi tiruan, namun kandungan asam asetat di dalamnya dapat memengaruhi sifat fisik bahan akrilik.
Tujuan: Mengetahui pengaruh perendaman gigi tiruan akrilik dalam larutan cuka apel terhadap kekasaran permukaan dan kekuatan tarik bahan.
Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental laboratorium. Sampel terdiri dari 30 spesimen resin akrilik termoplastik berbentuk batang silinder dan lempeng datar, dibagi ke dalam tiga kelompok: kontrol (direndam dalam aquadest), cuka apel 5%, dan cuka apel 10% selama 7 hari. Uji kekasaran permukaan dilakukan menggunakan Surface Roughness Tester dan uji kekuatan tarik menggunakan Universal Testing Machine (UTM). Analisis data dilakukan menggunakan ANOVA dan uji post-hoc Tukey.
Hasil: Terdapat peningkatan signifikan kekasaran permukaan pada kelompok cuka apel 10% dibanding kontrol (p < 0,05), dan penurunan kekuatan tarik pada kelompok cuka apel 5% dan 10% secara signifikan dibanding kontrol (p < 0,05).
Kesimpulan: Perendaman dalam larutan cuka apel, terutama pada konsentrasi tinggi, berpotensi meningkatkan kekasaran permukaan dan menurunkan kekuatan tarik bahan akrilik. Penggunaan larutan ini perlu dipertimbangkan ulang untuk jangka panjang.
Kata kunci: gigi tiruan akrilik, cuka apel, kekasaran permukaan, kekuatan tarik, pembersih gigi tiruan
Pendahuluan
Pemeliharaan kebersihan gigi tiruan sangat penting untuk mencegah akumulasi plak, bau mulut, serta infeksi jamur seperti Candida albicans. Salah satu metode perawatan harian yang umum dilakukan adalah dengan merendam gigi tiruan dalam larutan pembersih. Namun, sebagian besar larutan pembersih komersial bersifat kimiawi dan dapat menyebabkan perubahan sifat fisik gigi tiruan jika digunakan dalam jangka panjang.
Cuka apel merupakan bahan alami yang populer sebagai alternatif pembersih karena sifat antibakteri dan antijamurnya. Kandungan utama cuka apel adalah asam asetat yang dapat menurunkan pH lingkungan dan membunuh mikroorganisme. Namun, keasaman dari cuka apel diduga dapat memengaruhi kekasaran permukaan serta integritas mekanik bahan akrilik.
Peningkatan kekasaran permukaan dapat menyebabkan retensi plak yang lebih tinggi dan mempercepat abrasi. Di sisi lain, kekuatan tarik yang menurun dapat menyebabkan fraktur atau keretakan gigi tiruan selama penggunaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana larutan cuka apel memengaruhi dua aspek penting tersebut pada resin akrilik.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain post-test only control group. Sebanyak 30 spesimen resin akrilik dibagi ke dalam tiga kelompok (n=10):
-
Kelompok Kontrol (K1): Direndam dalam aquadest
-
Kelompok Cuka Apel 5% (K2): Direndam dalam larutan cuka apel 5%
-
Kelompok Cuka Apel 10% (K3): Direndam dalam larutan cuka apel 10%
Perendaman dilakukan selama 7 hari pada suhu ruangan, dengan larutan diganti setiap 24 jam. Spesimen untuk uji kekasaran permukaan berbentuk lempeng datar (10 x 10 x 2 mm), sedangkan untuk uji kekuatan tarik berbentuk batang silinder (6 mm x 50 mm).
-
Kekasaran permukaan diukur menggunakan alat Surface Roughness Tester dengan satuan µm.
-
Kekuatan tarik diuji menggunakan mesin Universal Testing Machine (UTM) dengan satuan MPa.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey jika terdapat perbedaan signifikan (p < 0,05).
Hasil
1. Kekasaran Permukaan (µm)
Kelompok | Rerata Kekasaran ± SD |
---|---|
K1 | 0,22 ± 0,03 µm |
K2 | 0,28 ± 0,04 µm |
K3 | 0,35 ± 0,05 µm |
2. Kekuatan Tarik (MPa)
Kelompok | Rerata Kekuatan ± SD |
---|---|
K1 | 59,8 ± 2,1 MPa |
K2 | 53,2 ± 1,8 MPa |
K3 | 47,5 ± 2,4 MPa |
Uji ANOVA menunjukkan perbedaan signifikan antar kelompok pada kedua parameter (p < 0,05). Uji Tukey menunjukkan bahwa kelompok K3 berbeda signifikan dibanding K1 dan K2, baik dalam kekasaran maupun kekuatan tarik.
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa larutan cuka apel, terutama pada konsentrasi 10%, secara signifikan meningkatkan kekasaran permukaan resin akrilik. Hal ini mungkin disebabkan oleh sifat asam asetat yang mampu melarutkan sebagian permukaan akrilik dan menyebabkan erosi mikro. Kekasaran permukaan yang meningkat dapat menjadi tempat retensi plak dan memperburuk kebersihan rongga mulut.
Penurunan kekuatan tarik juga menjadi perhatian. Senyawa asam pada cuka apel berpotensi memicu degradasi polimer akrilik, melemahkan ikatan molekul internal dan menurunkan daya tahan mekanis bahan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatkan risiko fraktur pada gigi tiruan, terutama saat terkena beban kunyah.
Meskipun cuka apel memiliki keunggulan sebagai bahan alami dan antimikroba, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaannya secara rutin sebagai bahan perendaman harus dibatasi atau dikombinasikan dengan metode lain yang lebih aman bagi struktur material.
Kesimpulan
Perendaman gigi tiruan akrilik dalam larutan cuka apel, terutama dengan konsentrasi tinggi, menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan dan penurunan kekuatan tarik bahan. Oleh karena itu, meskipun memiliki manfaat antimikroba, penggunaan cuka apel sebagai bahan perendaman gigi tiruan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak disarankan untuk penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan profesional.