Efektivitas Gel Ekstrak Kulit Manggis terhadap Proses Penyembuhan Luka Pasca Ekstraksi Gigi secara In Vivo pada Model Hewan

Abstrak

Latar belakang: Penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi merupakan proses kompleks yang melibatkan respon inflamasi, proliferasi jaringan, dan remodeling. Diperlukan agen topikal yang mampu mempercepat penyembuhan secara efektif dengan efek samping minimal.
Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas gel ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap percepatan proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi secara in vivo pada model hewan.
Metode: Penelitian eksperimental laboratorium dengan 24 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok: kontrol negatif (tanpa perlakuan), kontrol positif (gel povidon iodin), perlakuan dengan gel ekstrak kulit manggis 10%, dan gel ekstrak kulit manggis 20%. Evaluasi dilakukan pada hari ke-3, ke-7, dan ke-14 terhadap tanda-tanda klinis serta histopatologi jaringan.
Hasil: Pemberian gel ekstrak kulit manggis menunjukkan penyembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol, ditandai dengan penurunan inflamasi, peningkatan jumlah fibroblas, dan pembentukan jaringan kolagen lebih awal. Kelompok 20% memberikan hasil terbaik secara signifikan (p<0,05).
Kesimpulan: Gel ekstrak kulit manggis efektif mempercepat penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi pada model hewan, terutama pada konsentrasi 20%.


Pendahuluan

Pencabutan gigi merupakan tindakan bedah minor yang menimbulkan luka terbuka pada jaringan periodontal dan alveolar. Proses penyembuhan luka pasca pencabutan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan agen topikal yang mendukung proses regeneratif dan antiinflamasi. Dalam beberapa tahun terakhir, pemanfaatan bahan alami sebagai alternatif terapi luka terus berkembang.

Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dikenal memiliki kandungan xanton, flavonoid, dan tanin yang bersifat antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba. Senyawa-senyawa tersebut berpotensi mempercepat fase proliferasi dan remodeling jaringan luka. Namun, efektivitas gel topikal berbahan dasar kulit manggis terhadap luka pasca pencabutan gigi secara in vivo belum banyak diteliti secara mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi gel ekstrak kulit manggis dalam mempercepat penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi pada hewan coba.


Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimental laboratoris dengan post-test only control group design. Sebanyak 24 ekor tikus Wistar jantan dewasa (200–250 g) dibagi secara acak menjadi empat kelompok (n=6):

  • Kelompok I (Kontrol negatif): tanpa aplikasi gel

  • Kelompok II (Kontrol positif): diberi gel povidon iodin 10%

  • Kelompok III: diberi gel ekstrak kulit manggis 10%

  • Kelompok IV: diberi gel ekstrak kulit manggis 20%

Semua tikus menjalani pencabutan gigi insisivus mandibula kiri bawah di bawah anestesi. Gel dioleskan satu kali per hari selama 14 hari. Evaluasi klinis dilakukan pada hari ke-3, ke-7, dan ke-14, mencakup edema, kemerahan, dan kontraksi luka. Evaluasi histologis dilakukan dengan pewarnaan HE (Hematoxylin-Eosin) untuk menilai inflamasi, jumlah fibroblas, dan pembentukan kolagen. Data dianalisis menggunakan uji ANOVA dan post-hoc Tukey dengan tingkat signifikansi p<0,05.


Hasil

Secara klinis, kelompok perlakuan menunjukkan penurunan tanda inflamasi lebih cepat dibandingkan kontrol. Evaluasi histologis menunjukkan bahwa kelompok gel manggis 20% memiliki jumlah fibroblas tertinggi dan pembentukan kolagen paling padat pada hari ke-14.

Hari Ke- Kelompok Rerata Jumlah Fibroblas Skor Jaringan Kolagen
3 I 8 ± 2 1
IV 14 ± 2 2
7 I 12 ± 3 2
IV 20 ± 3 3
14 I 17 ± 4 3
IV 26 ± 2 4

Uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan antara kelompok IV dan kelompok lainnya pada hari ke-14 signifikan (p<0,05), menunjukkan efektivitas tertinggi dari gel kulit manggis 20%.


Pembahasan

Kulit manggis mengandung xanton, terutama α-mangostin, yang memiliki kemampuan antiinflamasi dan antioksidan tinggi. Efek ini memfasilitasi reduksi peradangan dan merangsang aktivitas fibroblas serta sintesis kolagen, yang sangat penting dalam fase proliferasi dan remodeling jaringan luka. Pada kelompok 20%, efek terapeutik lebih nyata karena konsentrasi zat aktif yang lebih tinggi, sehingga mempercepat pemulihan jaringan dibandingkan kelompok lainnya.

Penelitian ini sejalan dengan studi sebelumnya yang menunjukkan peran senyawa herbal dalam proses penyembuhan luka kulit maupun jaringan lunak intraoral. Penggunaan gel topikal dari bahan alami seperti kulit manggis menawarkan alternatif yang aman, efektif, dan terjangkau untuk pengelolaan luka pasca ekstraksi.


Kesimpulan

Gel ekstrak kulit manggis terbukti efektif dalam mempercepat proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi secara in vivo pada model hewan. Konsentrasi 20% memberikan hasil terbaik dalam mengurangi inflamasi dan meningkatkan pembentukan jaringan penyembuh. Penggunaan gel ini memiliki potensi sebagai terapi tambahan pada prosedur bedah minor dalam kedokteran gigi.

bandar togel slot gacor bandar togel bandar togel data hk 4d situs togel toto slot cerutu4d toto togel
rimbatoto rimbatoto situs toto rimbatoto situs slot toto slot slot gacor slot gacor slot gacor slot gacor